Minggu, 13 Juni 2010

SPI

KEMAJUAN PERADABAN ISLAM ZAMAN

BANI UMAYYAH DAN BANI ABASYIAH

MAKALAH

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Khoirul Imam, SHI

Oleh:

M. HUDA MABRUR

M NURUL HUDA

M SAMSUL MA’ARIF

SITI RUQAYAH

SITI AZIZAH

Program Studi Muamalah Jurusan Syariah

Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi (STAIAN)

Purworejo

2009

PERADABAN ISLAM ZAMAN BANI UMAYYAH

DAN BANI ABASYIAH

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan kehidupan umat manusia di dunia sekarang ini, telah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Perubahan ini dapat dilihat dari kebiasaan–kebiasaan hidup manusia yang sudah mengadopsi budaya–budaya modern. Dan hal-hal yang mungkin dianggap ketinggalan zaman sudah mulai ditinggalkan, tanpa melihat substansi pokok darinya. Perkembangan peradaban dalam ruang lingkup Islam dan masyarakat sosial sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad, yaitu Nabi sang provokator dalam perkembangan zaman, dari kebodohan menuju zaman revolusi modern yang berkompeten dalam bidang ideologi dan hasil budaya yang lainnya, dan hingga saat kini kita semua mengetahui realitas sosial yang ada bahwasannya bukanlah kekuatan otot yang dibutuhkan untuk sukses dalam menjalani hidup, namun hanya dengan kekuatan ideologi yang argumentatif kita semua bisa sukses dalam perjalanan hidup ini. Dan alangkah baiknya kita sebagai pribadi muslim, untuk mengetahui bagaimana keadaan umat Muhammad SAW pada masa setelah beliau wafat dengan segala corak perkembangan pemikiran dan hal – hal selainnya guna meniti langkah kedepan demi tetap tegaknya al-Din al Islam ‘ala thoriqati Ahlussunnah wal Jama’ah serta suksesnya pribadi kaum muslimin dalam berkompetensi dengan masyaarakat modern.

Oleh karenanya sebuah permasalahan yang harus diketahui jawabannya adalah bagaiamana perkembangan peradaban yang di lakukan oleh umat Islam pada zaman setelah nabi yang dikhususkan pada masa Dinasti Umayyah dan Abasiyah?

II. PEMBAHASAN

A. BANI UMAYYAH

  1. Sekilas Tentang Bani Umayyah dan Daerah Perkembangan Islam

Setelah wafanya Khalifah Ali Ra, kekuasaan Islam digantikan oleh Daulah Umayyah. Nama “Daulah Umayyah” berasal dari nama “Umayyah ibnu “Abdi Syams ibnu ‘Abdi Manaf ” yaitu salah seorang dari pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy dizaman Jahiliyah. Pada zaman Islam datang Bani Umayyah dan Bani Hasyim menjadi bertentangan karena perebutan sebuah kekuasaan, konflik diantara mereka terjadi karena golongan Bani Umayyah menentang secara tegas akan ajaran yang dibawa oleh Rasul. Namun pada akhirnya setelah Nabi beserta beribu-ribu pasukannya menyerbu kota Mekkah, mereka akhirnya percaya akan kerasulan Muhammad. Hal ini menunjukkan bahwasannya bani Umayyah merupakan orang-orang terakhir yang masuk Islam.[1] Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu kota dipindahkan Muawiyah dari Madinah ke Damaskus, tempat ia berkuasa sebagai Gubernur sebelumnya, khalifah-khalifah besar pada dinasti Umayyah adalah Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680 M), Abdul Malik bin Marwan (685-705 M), Walid bin Abdul Malik (705-715 M), Umar bin Abdul Aziz (717-720 M) dan Hasyim bin Abdul Malik (724-743 M).[2] Di zaman Muawiyah Tunisia dapat ditaklukkan. Disebelah timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai kesungai Oxus dan Afganistan sampai ku Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke Ibu Kota Bizantium, Konstantinopel. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh Khalifah Abd Al-Malik, dia menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Baikh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand.[3] Pasukan islam menyerang wilayah Asia Tengah pada tahun 41H / 661M. pada tahun 43H / 663M mereka mampu menaklukkan Salistan dan menaklukkan sebagian wilayah Thakaristan pada tahun 45H / 665M. Mereka sampai kewilayah Quhistan pada tahun 44H / 664M. Abdullah Bin Ziyad tiba dipegunungan Bukhari. Pada tahun 44H / 664M para tentaranya datang ke India dan dapat menguasai Balukhistan,Sind, dan daerah Punjab sampai ke Maitan.

Ekspansi kebarat secara besar-besaran dilanjutkan dijaman Al-Walid Ibn Abd Abdul Malik (705M-714M). Pada masa pemerintahannya terjadi penaklukan yang demikian luas, penaklukan ini dimulai dari Afrika utara menuju wilayah barat daya, benua eropa yaitu pada tahun 711M. Setelah Al Jazair dan Maroko dapat ditaklukkan, Tariq Bin Ziyad pemimpin pasukan islam dengan pasukannya menyebrangi selat yang memisahkan antara Maroko dengan Benua Eropa dan mendarat disuatu tempat yang sekarang dikenal nama Bibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan, dengan demikian Spanyol menjadi sasaran ekspansi. Selanjutnya Ibu Kota Spanyol Kordova dengan cepatnya dapat dikuasai, menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Sevi’e, Elvira, dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova.[4]

Dijaman Hasyim Ibn Abd Al-Malik (724-743M) Penaklukan dimasa pemerintahannya yang dipimpin oleh Abdur Rahman Al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers, dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun dalam peperangan yang terjadi diluar kota Tours, Al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Prancis pada tahun 114H / 732M. peristiwa penyerangan ini merupakan peristiwa yang sangat membahayakan Eropa.

Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik ditimur maupun barat. Wilayah kekuasaan islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan Purkmenia, Ulbek, dan Kilgis di Asia Tengah. [5]

b. Kemajuan Yang dicapai

1. Dalam Bidang Administrasi Pemerintah dan Sarana Prasarana

Disamping ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang. Muawiyah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya disepanjang dan mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (Qadhi) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri. Abdul Malik mengubah mata uang Byzantium dan Persia yang dipakai didaerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata dan tulisan Arab.

Khalifah Abdul Malik juga berhasil melakukan pembenahan pembenahan administrasi dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi pada pemerintahan Islam. Keberhasilan khalifah Abdul Malik diikuti oleh puteranya Walid bin Abdul Malik (705-715 M) dengan mendirikan panti-panti untuk orang cacat, membangun jalan-jalan yang menghubungkan satu daerah dengan lainnya, pabrik-pabrik, gedung gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang indah.

2. Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan

Salah satu perkembangan kebudayaan pada masa Bani Umayyah adalah dalam bidang Ilmu pengetahuan dan seni. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa daerah kekuasaan Islam bukan hanya dari warisan para sahabat Nabi, melainkan telah mengalami perluasan sampai kedaerah yang sebelumnya sudah memiliki peradaban sendiri yang penuh akan peninggalan kebudayaan yang telah maju. Diantara daerah kekuasaanya yang menjadi pusat-pusat peradaban adalah kota Yunani, Iskandariyah, Antiokia, Harran, Yunde, Sahpur,[6] yang telah dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan beragama Yahudi, Nasrani dan Zoroaster. Setelah mereka dikuasai dan masuk Islam para ilmuan itu tetap memelihara keilmuannya bahkan mendapat perlindungan dari khalifah. Bahkan juga ada dari sebagian Ilmuwan yang tetap mempertahankan agamanya, yaitu Yahya Al-Dimsyaqi (seorang penganut kristen yang fanatik). Namun , dijadikannyalah ia oleh khalifah abdul Malik bin Marwan sebagai pejabat dimasanya.[7] Sedangkan Khalid bin Yazid, cucu Muawiyah sangat tertarik pada ilmu kimia dan ilmu kedokteran. Ia menyediakan sejumlah harta dan memerintahkan para sarjana Yunani yang bermukim di Mesir untuk menerjemahkan buku-buku kimia dan kedokteran ke dalam bahasa Arab. Usaha ini menjadi terjemahan pertama dalam sejarah.[8]

Sedang dalam Seni sastra dapat berkembang dengan pesat, sehingga mampu menembus kedalam jiwa manusia dan berkedudukan tinggi didalam masyarakat, sehingga syair yang muncul senantiasa menonjolkan sastranya, disamping isinya yang sangat bermutu. Para penyair tersebut diantaranya ialah Junair (653-733 M) dan Al-Farazdah (641-732 M). Dalam seni suara, yang sangat berkembang adalah seni baca Al- Qur’an, qasidah dan seni musik lainnya. Sementara itu perkembangan seni ukir yang paling menonjol adalah penggunaan khat Arab sebagai motivasi ukiran atau pahat, dikenal dengan istilah kaligrafi. Hal itu dapat dilihat dari banyak berkembang dikota-kota besar seperti bangunan gedung yang tinggi atau masjid-masjid. Salah satu ukiran yang tertinggal sampai kini adalah ukiran dinding istana mungil Amrah yang terletak ± 50 mil sebelah timur kota Amman (Yordania).[9]

Selain itu juga masih ditemukan hasil peradaban yang lainnya seperti :[10]

1. Pada masa Muawiyah, didirikan Dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda dengan peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata.

2. Menetapkan bendera merah sebagai lambang negaranya yang menjadi ciri khas kerajaan Umayyah.

3. Khalifah Abd Al-Malik membangun sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The Dome Of The Rock” (Gubah As-Sakharah).

4. Pembuatan mata uang di zaman khalifah Abd Al Malik yang kemudian diedarkan keseluruh penjuru negeri Islam.

5. Pembuatan panti Asuhan untuk anak-anak yatim, panti jompo.

6. Pengembangan angkatan laut muawiyah yang terkenal sejak masa Ustman sebagai Amir Al-Bahri, tentu akan mengembangkan idenya dimasa dia berkuasa, sehingga kapal perang waktu itu berjumlah 1700 buah.

Diantara bangunan yang menarik sebagai sebuah peradaban pada masa Umayyah berkuasa di Andalusia adalah :

1. Masjid Cordova

Masjid Cordova. Menurut ibn al-Dala'i, terdapat 491 masjid di sana. Disamping itu, ciri khusus kota-kota Islam adalah adanya tempat-tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian. Di sekitarnya berdiri perkampungan-perkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 Km. Selama 33 tahun pemerintahannya, Abdul Rahman menjadikan Cordoba sebagai pusat pemerintahan. Pada tahun 785, Abdul Rahman merancang sebuah rancangan masjid besar yang akan menjadi salah satu masterpiece arsitektur klasik Islam terbesar di daratan Eropa. Masjid itu terkenal dengan sebutan Masjid Cordoba.

Pada awalnya Abdul Rahman hanya membangun masjid seluas 70 meter firkan (m²) bangunan di atas tanah seluas 5.000 meter firkan yang berbentuk pelataran (mengikuti tradisi bangunan Islam lainnya). Hall hypostyle ini memiliki sebelas ruangan besar yang tegak lurus terhadap arah kiblat. Tiap-tiap ruangan itu dipisahkan atau dibatasi oleh 11 deretan arcade yang atapnya mempunyai lengkungan-lengkungan. Setiap deretan mempunyai 11 tiang kolom sehingga masing-masing ruangan seolah-olah memiliki 20 tiang kolom.

Jumlah tiang-tiang kolom itu seluruhnya 110 tiang kolom. Tiang-tiang kolom tersebut merupakan tiang-tiang antik zaman Romawi, yang disimpan Kerajaan Visighot semasa kerajaan itu menjadi sekutu Romawi (saat berkuasa). Hal ini mirip dengan apa yang dilakukan Khalifah al-Walid, leluhur Abdul Rahman. Tatkala membangun Masjid Damaskus, Abdul Rahman mendatangkan batu-batu pualam dari Narbonne, Seville dan Konstantinopel (sekarang Istambul).

Kini, panjang Masjid Cordoba dari utara ke selatan 175 meter dan lebarnya dari timur ke Barat 134 meter. Sedangkan tingginya mencapai 20 meter. Tidak semua bangunan diberi atap. Ada bagian-bagian tertentu yang sengaja dibuat terbuka agar cahaya dan udara segar bisa masuk ke dalam masjid. Bahkan, cahaya yang masuk dibuat sedemikian sehingga langsung masuk ke ruang shalat pratama (utama), yang atapnya dibuat dari kayu-kayu pilihan.

Pada masa pemerintahan Hisyam I (788-796) dan juga al-Hakam I (796-822), Masjid Cordoba sama sekali tidak mengalami modifikasi. Barulah ketika masa Abdul Rahman II (822-852), dilakukan perluasan yang pertama: menambah jumlah tiang kolom di ruangan berbentuk gaya hypostyle tersebut menjadi 200 tiang kolom. [11]

Seni rupa pada zaman Umayyah banyak dipengaruhi oleh kesenian Bizantium, sebagai akibat dipindahkannya pusat pemerintahan Islam dari Makkah ke Syria. Seni rupa ini banyak memperlihatkan ciri seni rupa kristen awal, yaitu bentuk-bentuk basilika dan menara. Seperti bisa dilihat di Masjid Umayyah yang awalnya adalah Gereja Johannes di Damaskus. Interior masjid ini digarap seniman-seniman Yunani dari Konstantinopel.

Pada masa ini pula dikenal kalifah yang sangat memperhatikan kelestarian masjid-masjid, yaitu Kalifah Abdul Malik dan Kalifah Al-walid. Kalifah Abdul Malik membangun Kubah Batu Karang (dikenal pula dengan nama Masjid Quber esh Sakhra dan Masjid Umar) sebagai pengingat tempat dinaikkannya Nabi Muhammad ke langit pada peristiwa Isra-Miraj. Selain itu dibangun pula Masjid Al Aqsa. Dinasti Umayyah juga meninggalkan banyak istana yang memiliki ciri tersendiri, yaitu bangunan di tengah-tengah gurun pasir yang terasing, walaupun kini banyak yang telah rusak. Contohnya adalah Istana Kusair Amra.[12]

3. Dalam Bidang Teknolgi

a) Penemuan Pembuatan Kertas

Tahun 650 M percobaan pembuatan kertas pertama di Samarkand dan Babilonia dengan menggunakan ampas sutra. Tahun 705 M Yusuf Amran di Mekah membuatnya dari kapas yang disebut “Damaskus Paper” dan di Andalusia di buat serat-serat linen yang disebuut “Yativa Paper”.

b) Adanya Kompas

c) Mesiu

Walaupun bangsa Cina lebih dahulu menemukan, akan tetapi penggunaannya terbatas bagi keperluaan upacara keagamaan atau keramaian seperti mercon. Tapi Bani Umayyah yang merintis sifat kegunaannya menjadi peralatan Militer.[13]

B. BANI ABASIYAH

Bani Abbasiyyah merupakan keturunan dari Abbas bin Abdul-Muththalib (566-652) yang juga merupakan paman dari Nabi Muhammad, oleh karena itu mereka termasuk ke dalam Bani Hasyim. Sedangkan Bani Umayyah yang merupakan salah satu kabilah dalam Quraisy, bukan termasuk yang seketurunan dengan Nabi.

Kemajuan Dinasti Bani Abbas.

1. Bidang Politik
Dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar. Gerakan-gerakan ini seperti sisa-sisa Bani Umayyah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi al-khawarij di Afrika utara, gerakan zindik di Persia, gerakan Syi’ah dan konflik antar bangsa serta aliran pemikiran keagamaan, semuanya dapat dipadamkan.

2. Bidang Ekonomi
Pada masa al-Mahdi perekonomian mulai meningkat dengan peningkatan di se
ktor pertanian, melalui irigasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga dan besi. Terkecuali itu dagang transit antara timur dan barat juga banyak membawa kekayaan. Bahsrah menjadi pelabuhan yang penting.

3. Bidang Sosial

Popularitas daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan puteranya Al-Ma’mun (813-833 M). kekayaan yang banyak di manfaatkan Harun Al-Rasyid untuk keperluan social. Rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, dan farmasi didirikan. Pada masanya sudah terdapat paling tidak 800 orang dokter. Disamping itu pemandian-pemandian juga dibangun. Tingkat kemakmuran yang paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini, kesejahteraan social, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta kesusastraan berada pada zaman keemasannya. [14]

4. Kemajuan Ilmu-Ilmu Naqli

Ilmu Tafsir, Para mufassirin yang termasyur: Ibnu Jarir ath Tabary, Ibnu Athiyah al-Andalusy (meninggal 147 H), As Suda, Mupatil bin Sulaiman (meninggal 150 H), Muhammad bin Ishak dan lain-lain.dalam Ilmu Hadist, Muncullah ahli-ahli hadist ternama seperti: Imam Bukhori (194-256 H), Imam Muslim (meninggal 231 H), Ibnu Majah (meninggal 273 H),Abu Daud (meninggal 275 H), At-Tarmidzi, dan lain-lain.Ilmu Kalam,sudah banyak bermunculan seperti paham-paham aliran Khwarij, Murjiah dan mu’tazilah, namun Dalam kenyataannya kaum Mu’tazilah yang paling berjasa besar dalam menciptakan ilmu kalam, diantaranya para pelopor itu adalah: Wasil bin Atha’, Abu Huzail al Allaf, Adh Dhaam, Abu Hasan Asy’ary, Hujjatul Islam Imam Ghazali . Namun dalam kelanjutannya Imam Abu Hasan Asy’ary memisahkan diri dari aliran mu’tazilah dan membuat aliran baru yaitu Ahlussunnah wal jama’ah.[15] Ilmu Tasawuf, Ahli-ahli dan ulama-ulamanya adalah : Al Qusyairy (meninggal 465 H). Karangannya : ar Risalatul Qusyairiyah, Syahabuddin (meninggal 632 H). Karangannya : Awariful Ma’arif, Imam Ghazali : Karangannya al Bashut, al Wajiz dan lain-lain. Selain daripada itu, Para Imam Fuqaha, Lahirlah para Fuqaha yang menyandang gelar mujtahid mutlaq yang sampai sekarang aliran mereka masih mendapat tempat yang luas dalam masyarakat Islam. Yang mengembangkan faham/mazhabnya dalam zaman ini adalah: Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal dan Para Imam Syi’ah .[16] dan dari keempat imam ini sampai sekarang masih ada para pengikutnya yang tetap mengajarkan paham-pahamnya.

5. Kemajuan Sains Dan Teknologi

Kemajuan yang dicapai oleh umat Islam di Era Abbasiyah tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu agama atau yang biasa diistilahkan dengan `ulūm naqliyah saja, melainkan juga disertai dengan kemajuan ilmu-ilmu sains dan teknologi (`ulūm aqliyah). Bahkan jika dicermati, kemajuan sains di dunia Islam mendahului perkembangan ilmu filsafat yang juga berkembang pesat di era Abbasiyah. Kemajuan yang dicapai pada era ini telah banyak memberikan sumbangan besar kepada peradaban manusia modern dan sejarah ilmu pengetahun masa kini. Dalam bidang matematika misalnya, ada Muhamad ibn Mūsa al-Khawārizmi. sang pencetus ilmu algebra. Algoritma, salah satu cabang matematika bahkan juga diambil dari namanya. Astronomi juga merupakan ilmu yang mendapat perhatian besar dari kaum muslim era Abbasiyah dan didukung langsung oleh Khalifah Al-Mansūr yang juga sering disebut sebagai seorang astronom. Penelitian di bidang astronomi oleh kaum muslimin dimulai pada era Al-Mansūr ketika Muhamad ibn Ibrāhīm al-Fazāri menerjemahkan buku “Siddhanta” (yang berarti Pengetahuan melalui Matahari) dari bahasa Sanskerta ke bahasa Arab.

6.Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik

Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat maju pesat, kerana upaya-upaya dilakukan oleh para Khalifah di bidang fizik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan -bangunan yang berupa:

a. Kuttab, iaitu tempat belajar dalam tingkatan pendidikan rendah dan menengah.

b. Majlis Muhadharah,iaitu tempat pertemuan para ulama, sarjana,ahli pikir dan pujangga untuk membahas masalah-masalah ilmiah.

c. Darul Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun Ar-Rasyid. Ini merupakan perpustakaan terbesar yang di dalamnya juga disediakan tempat ruangan belajar.

d. Madrasah, Perdana menteri Nidhomul Mulk adalah orang yang mula-mula mendirikan sekolah dalam bentuk yang ada sampai sekarang ini, dengan nama Madrasah.

e. Masjid, Biasanya dipakai untuk pendidikan tinggi dan tahassus. [17]

III PENUTUP

Simpulan

Dari uraian yang telah dipapakarkan kita semua dapat mengambil kesimpulan bahwasannya peradaban pada masa Umayyah dan Abasiyah telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan dan ilmu-ilmu yang muncul pada saat ini kebanyakan hanya mengadopsi dan mengembangkan dari berbagai penemuan yang telah ditemukan pada masa dahulu. Dan juga bagaimana keadaan umat Muhammad SAW, pada zaman Umayyah dan Abasiyah juga sudah mengenal berbagai ilmu politik yang bermula dari pembunuhan Usman dan mengalami puncaknya pada masa arbritase, sehingga tidaklah luput jikalau hari ini umat muslim sedang juga mengalami perpecahan yang disebabkan oleh dorongan bidang politik.

DAFTAR PUSTAKA

Amin,Ahmad. 1972. Dhuha al Islam, Kairo : Maktabah al-Nahdlah

Hassan, Hassan Ibrahim. 1989.Sejarah dan Kebudayaan Islam,Yogyakarta :Kota Kembang

http://amgy.wordpress.com/2008/02/11/sejarah-peradaban-islam-pada-zaman-dinasti-abbasiyah-di-bagdad/

http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:HaxR4_BGmygJ:www.smknperkapalan.net/pustakamaya/normatif/agama/perkembangan%2520Islam%2520masa%2520Bani%2520Umayyah.pdf+perlengkapan+kuda+zaman+muawiyah&hl=id&gl=id&sig=AHIEtbTMiILJTjXx03DnYS4BAkMOTOajUQ

http://drsuhaila.com/2009/11/istana-al-hamra-andalus/

http://kalipaksi.com/2007/08/21/masjid-cordoba-disempurnakan-dua-abad/

http://www.dakwah.info/ini-sejarah-kita/85-era-bani-abbas/359-perkembangan-era-abbasiyah-

http://www.smknperkapalan.net/pustakamaya/normatif/agama/perkembangan%20Islam%20masa%20Bani%20Umayyah.pdf

Nasution ,Harun. 1985.Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jilid I Jakarta : UI Press, cet I

padil hidayathttp://padilhidayat.blogspot.com/2010/01/dinasti-umayah.html

Sunanto,Musyrifah. 2004.Sejarah Islam Klasik .,Jakarta:Fajar Interpretama Offset

Syalabi,A. 2003 . Sejarah dan Kebudayaan Islam .Jakarta : Radar Jaya Offset

Yatim ,Badri. 2005Sejarah Peradaban Islam.Jakarta:Interpratama Offset



[1]A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Jakarta : Radar Jaya Offset, 2003) hal. 22

[2]http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:HaxR4_BGmygJ:www.smknperkapalan.net/pustakamaya/normatif/agama/perkembangan%2520Islam%2520masa%2520Bani%2520Umayyah.pdf+perlengkapan+kuda+zaman+muawiyah&hl=id&gl=id&sig=AHIEtbTMiILJTjXx03DnYS4BAkMOTOajUQ

[3] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I (Jakarta : UI Press, 1985, cet I )hal.61

[4] Hassan Ibrahim Hassan Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Yogyakarta :Kota Kembang, 1989)hal. 34

[5] Harun Nasution, op.cit. hal.62

[6] Ahmad Amin, Dhuha al Islam, (Kairo : Maktabah al-Nahdlah, 1972), jilid I, hal. 225

[7] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik (Jakarta:Fajar Interpretama Offset,2004)hal. 38-39

[8] Ibid, Jilid I, Hal . 262

[9]http://www.smknperkapalan.net/pustakamaya/normatif/agama/perkembangan%20Islam%20masa%20Bani%20Umayyah.pdf

[10] Oleh : padil hidayathttp://padilhidayat.blogspot.com/2010/01/dinasti-umayah.html

[11] http://kalipaksi.com/2007/08/21/masjid-cordoba-disempurnakan-dua-abad/

[13]http://www.smknperkapalan.net/pustakamaya/normatif/agama/perkembangan%20Islam%20masa%20Bani%20Umayyah.pdf

[14] http://amgy.wordpress.com/2008/02/11/sejarah-peradaban-islam-pada-zaman-dinasti-abbasiyah-di-bagdad/

[15] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:Interpratama Offset,2005)hal.57

[16] http://www.dakwah.info/ini-sejarah-kita/85-era-bani-abbas/359-perkembangan-era-abbasiyah-

[17] http://www.dakwah.info/ini-sejarah-kita/85-era-bani-abbas/359-perkembangan-era-abbasiyah-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar